My Educational
Senin, 04 April 2016
Rabu, 04 November 2015
Minggu, 25 Oktober 2015
TUGAS
PORTOFOLIO
TEKNIK
PRODUKSI KERAJINAN HIASAN BERBAHAN LIMBAH
Mata Pelajaran : Kewirausahaan
Guru PKWU :
Gusnetty Jayasinga, SE
Di susun oleh :
Ahmad ari subagio
Dewi Purwati
Dewi Resita
Fina Ayu Novita
Rani Fitriani
Kelas : XII. Akuntansi 2
SMK NEGERI 1 METRO
Tahun Pelajaran 2014/2015
Kata Penghantar
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ
اارَّحِيم
Assalamu alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan artikel ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
artikel ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi sebagai murid
sekolahan.
Harapan saya semoga artikel ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
artikel ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Artikel ini dibuat semata mata untuk salah satu syarat untuk bahan
dalam mempresentasikan topik dari pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Artikel ini disusun dari berbagai sumber yang tersedia, baik
dari buku, media maya dan sebagainya.
Artikel ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
artikel ini.
Wassalamu alaikum Wr. Wb
Metro, Oktober
2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................ 1
Kata Penghantar...................................................................................... 2
Daftar Isi.................................................................................................. 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Tahapan
Produksi.......................................................................... 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kerajinan Hiasan Limbah Tekstil................................................. 5
2.2 Pembuatan Boneka dari Kain Perca............................................. 10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................ 15
3.2 Saran.......................................................................................... 15
Daftar
Pustaka........................................................................................ 16
BAB I
PENDAHILUAN
1.1
Tahapan Produksi
Tahapan produksi secara umum terbagi atas :
§ Tahap Pembahanan
Tahap Pembahanan yaitu
mempersiapkan bahan baku untuk diproses menjadi suatu produk dalam proses
produksi. Bahan baku yang didapat lalu dibersihkan dari segala kotoran dan lalu
dikeringkan.
§ Tahap Pembentukan
Tahap Pembentukan yaitu tahap
yang dilakukan setelah proses pembahanan selesai. Pembentukan bahan baku
bergantung pada jenis material, bentuk dasar material dan bentuk produk yang
akan dibuat.
Secara Umum, material padat dapat
dikelompokkan menjadi material solid dan tidak solid (Lembaran dan serat)
Material solid seperti logam, kaca, plastik atau kayu dapat
dibentuk dengan cara dipotong, dipahat sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Material solid
juga dapat disusun dan direkatkan dengan bantuan lem. Material berupa lembaran
atau serat dapat dibentuk dengan cara digunting sesuai bentuk yang
diinginkan, dianyam atau dirangkai, dan direkatkan dengan bantuan
lem.
§ Tahap perakitan
Perakitan
dilakukan apabila produk hiasan yang dibuat terdiri atas beberapa bagian.
Perakitan dapat memanfaatkan bahan pendukung seperti lem, paku, benang, tali
atau teknik sambungan tertentu.
§ Tahap finishing.
Finishingdilakukan sebagai tahap terakhir sebelum produk tersebut dimasukan ke dalam kemasan. Finishing
dapat berupa penghalusan dan/ atau pelapisan permukaan. Penghalusan
yang dilakukan diantaranya penghalusan
permukaan kayu dengan amplas atau menghilangkan lem
yang tersisa
pada permukaan produk. Finishing dapat juga berupa pelapisan permukaan
atau pewarnaan agar produk hiasan yang dibuat lebih awet dan lebih menarik.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Kerajinan
Hiasan Limbah Tekstil
2.11 Pengertian Limbah Tekstil
Limbah tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses pengkanjian,
proses penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan,
pencetakan dan proses penyempurnaan. Proses penyempurnaan kapas menghasil kan
limbah yang lebih banyak dan lebih kuat dari pada limbah dari proses
penyempurnaan bahan sistesis. Jadi, kerajinan limbah tekstil adalah suatu karya
tangan yang dihasilkan oleh buangan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga).
·
Teknik pembuatan karya kerajinan
limbah tekstil :
a)
Teknik Quilting :
menggabung-gabungkan kain dengan ukuran dan potongan tertentu untuk membentuk
motif-motif yang unik.
b)
Teknik Aplikasi Perca : teknik
menghias kain atau benda-benda lainnya dengan menggunakan kain perca yang
dilekat dengan lem atau jahit
c)
Makram : teknik kerajinan klasik
dengan ciri utama menampilkan bentuk-bentuk simpulan dari jalinan tali atau
banang
d)
Teknik anyam :
e)
Teknik untuk bentuk tiga dimensi
·
Fungsi Karya Kerajinan Limbah
Tekstil
Secara garis besar, fungsi kerajinan
limbah tekstil terbagi atas:
1.
Produk-produk seni kriya banyak
diciptakan untuk berfungsi sebagai benda-benda pajangan. Dengan berfungsi
sebagai benda pajangan, maka nilai estetik sangat dibutuhkan.
2.
Di samping sekedar sebagai benda
pajangan, banyak kita jumpai memiliki fungsi praktis, karena fungsi merupakan
hal yang diprioritaskan dalam kerajinan Tekstil.
3.
Di samping sebagai benda pajangan
dan terapan, karya seni kriya juga berfungsi sebagai benda mainan. Meskipun
sebagai benda mainan, karya seni kriya jenis ini tetap mempertahankan
nilai-nilai estetika.
4.
Kerajinan limbah tekstil juga
sangat dibutuhkan sebagai sarana pelestarian alam.
v Unsur Estetika
dan Ergonomis Karya Kerajinan Limbah Tekstil
Unsur Estetika adalah usnsur
keindahan bentuk, selalu bergantung pada sentuhan keindahan. Karena itu, dalam
penciptaannya, seorang pengrajin harus menguasai unsur-unsur seni seperti
garis, bentuk, warna, komposisi dan lain-lain dari benda berbahan baku limbah
tekstil yang akan dibuatnya. Sedangkan unsur ergonomis adalah dalam teori
desain dikenal prinsip form follow function, yaitu bentuk desain mengikuti
fungsi. Jadi Unsur ergonomis adalah unsur tekstil yang mengutamakan kenyamanan
dalam penggunaan nya misalkan pakaian batik atau pakaian dari bahan kain tenun.
Ada tiga aspek desain yang harus dipenuhi jika suatu produk desain ingin
dianggap berhasil, yaitu produk desain harus memiliki aspek keamanan (safety),
kenyamanan (ergonomi) dan keindahan (estetika).
v Motif ragam
hias pada Kerajinan Limbah Tekstil
Ragam hias merupakan karya seni
rupa yang diambil dari bentukbentuk flora, fauna, bentuk geometris, bentuk
figuratif. Ragam hias tersebut dapat diterapkan pada dua dimensi dan tiga
dimensi yaitu :
·
Ragam Hias Flora Flora sebagai
sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di seluruh pulau di
Indonesia. Ragam hias dengan motif flora mudah dijumpai pada barang-barang seni
seperti batik, ukiran, dan tenunan.
·
Ragam Hias Fauna Ragam hias fauna
merupakan bentuk gambar motif yang diambil dari hewan tertentu. Hewan pada
umumnya telah mengalami perubahan bentuk atau gaya. Beberapa hewan yang biasa
dipakai sebagai objek ragam hias adalah kupu-kupu, burung, kadal, gajah, dan
ikan.
·
Ragam Hias Geometris Ragam hias
geometris merupakan motif hias yang dikembangkan dari bentukbentuk geometris
dan kemudian digayakan sesuai dengan selera dan imajinasi pembuatnya. Ragam
hias geometris juga dapat dibuat dengan menggabungkan bentuk-bentuk geometris
ke dalam satu motif ragam hias.
·
Ragam Hias Figuratif Bentuk ragam
hias figuratif berupa objek manusia yang digambar dengan mendapatkan penggayaan
bentuk. Ragam hias figuratif biasanya terdapat pada bahan tekstil maupun bahan
kayu, yang proses pembuatannya dapat dilakukan dengan cara menggambar.
Prinsip-Prinsip
Seni
Tidak semua produk yang berbahan
utama tekstil bisa disebut sebagai karya seni, sebab perwujudannya harus
memenuhi prinsip-prinsip berikut:
1)
Unity (kesatuan), suatu benda
yang dikatakan memiliki nilai seni estetis, harus merupakan kesatuan dan
perpaduan dari unsur-unsur pembentuknya secara baik dan sempurna.
2)
Complexity (kerumitan), suatu
benda yang memiliki nilai estetis pada dasarnya tidaklah sederhana, dalam
pengertian mengandung unsur-unsur yang berpadu dengan kerumitan tertentu
seperti saling bertentangan, berlawanan, dan saling menyeimbangkan.
3)
Intensity
(kesungguhan), suatu benda yang dikatakan yang memiliki nilai estetis bukanlah
suatu benda yang kosong, melainkan memiliki kualitas yang menonjol dalam penampilannya.
Nilai itu bisa bersifat lembut atau kasar, gembira atau duka, suram atau ceria
yang ditampilkan secara sungguh-sungguh.
Jenis Kerajinan Tekstil
Jenis produk kriya tekstil
terbagi menjadi dua kelompok yaitu: benda hias dan benda pakai atau perpaduan
dari keduanya. Jenis produk yang termasuk pada benda hias diantaranya: hiasan
dinding,sarung bantal kursi, boneka, produk kerajinan tekstil yang termasuk
benda pakai diantaranya: bad cover,sarung bantal, tirai, tutup aqua galon,
tutup kulkas, taplak meja makan, tutup tudung saji, dll.
Desain Kerajinan Tekstil
Kerajinan tekstil yang akan
diwujudkan menjadi karya seni akan terwujud secara maksimal apabila melalui
tahap pembuatan produk kerajinan tekstil. Desain merupakan langkah awal dalam
mewujudkan suatu karya seni, dan desain merupakan rancangan yang akan
memudahkan dalam pencapaian tujuan atau penciptaan karya seni. Dengan demikian
desain dapat diartikan sebagai suatu rancangan gambar yang nantinya
dilaksanakan dengan tujuan tertentu yang berupa susunan dari garis, bentuk,
warna, dan tekstur. Desain dapat diterapkan pada berbagai benda yang ada di
lingkungan kita.Untuk mendapatkan suatu produk kerajinan tekstil yang baik
memerlukan sebuah perencanaan yang didalamnya terdapat kesatuan antara bahan
yang digunakan dengan fungsi serta jenis benda yang dibuat, kerumitan dalam
pengerjaannya yaitu perpaduan yang seimbang, berlawanan, atau saling
bertentangan yang menghasilkan nilai estetis pada benda tersebut.
Suatu desain yang baik akan
memperlihatkan susunan yang teratur dari bahan-bahan yang dipergunakan sehingga
menghasilkan suatu benda yang indah dan dapat dipergunakan. Dalam hal ini
terdapat dua macam desain, yaitu structural design (desain struktur)
dan decorative design(desain hiasan)
Ø Structural Design (desain struktur) adalah susunan dari garis, bentuk, warna, dan tekstur dari suatu benda baik berupa benda yang mempunyai ruang maupun gambaran dari suatu benda. Contoh deesain struktur: gambaran suatu benda yang akan dibuat dilengkapi dengan keterangan ukuran, warna, dan bentuknya.
Ø Decorative Design (garnitur) adalah sentuhan/perlakuan yang diberikan pada permukaan busana yang memberikan efek visual memperindah penampilan. Garnitur bisa sebagai unsure dekoratif/hiasan atau sebagai unsur fungsional.
Terdapat tiga cara dalam menyusun decorative desain, yaitu: By
the color and pattern, Byconstruction dedtails, By decorative trims. (Davis
dalam Mila Karmila, 2006: 27)
·
By the color and
pattern, yaitu warna dan motif yang tersusun dalam suatu bahan tekstil pada busana, secara tidak langsung
juga berfungsi sebagai decorative design. Contoh :Batik Tapis Tapestry Songket
·
By construction
details, yaitu membentuk detail hiasan tertentu pada busana disini biasanya
dilakukan dengan membuat jahitan/setikan pada kain/tekstil. Contoh : Quilting Smocking Shiring Pintucks
·
By decorative trims, yaitu
teknik yang biasanya berupa tempelan kain diatas permukaan kain dengan
menambahkan unsur pelengkap lain pada permukaan kain. Contoh : Buttons (kancing) Lace (renda)
Braids (kepang) Fringe(susur/ekorkuda)
Pembuatan produk kerajinan
tekstil dilakukan dengan cara menentukan jenis benda apa yangakan dibuat (benda
hias atau benda pakai), membuat desain produk, membuat desain hiasan
padaproduk, menyiapkan bahan dan alat serta langkah kerja pembuatan produk
kerajinan tekstil.
Bahan dan Alat Pembuatan Produk Kerajinan Tekstil
Bahan yang
dapat digunakan dalam pembuatan produk kerajinan tekstil diklasifikasikan
menjadi dua bagian, yaitu: bahan utama dan bahan pelengkap. Pada pembuatan
produk kerajinan tekstil bahan yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis
benda yang akan dibuat, fungsi dari benda tersebut, serta teknik yang akan
digunakan.
2.2 Pembuatan Boneka dari Kain Perca
Boneka kain perca merupakan kesukaan
setiap anak dan boneka ini sangat mudah untuk dibuat dari potongan-potongan
kain atau kain tua sudah tidak dipakai lagi yang bisa dijadikan kain perca.
Selain itu, selalu terdapat keunikan pada setiap boneka kain perca yang dibuat.
Bahan yang digunakan :
·
Kain perca
·
Jarum
·
Benang
·
Gunting
·
Kertas
·
Kapas/ dakron
·
Kancing baju
Langkah langkah kerja :
1.
Pilihlah tampilan boneka yang
anda inginkan. Mulailah dengan pemilihan warna kain. Warna kain apa saja boleh
anda gunakan, namun anda mungkin memerlukan warna kain yang kira-kira sesuai
untuk warna kulit boneka tersebut, seperti krem, cokelat, cokelat tua, putih,
atau merah muda. Biasanya, boneka ini
terbuat dari potongan-potongan kain (kain perca), jadilah kumpulkan kain-kain
dengan mendaur ulang sarung bantal, baju bekas atau pakaian yang tidak muat
lagi.
2.
Gambarlah sketsa garis bentuk
boneka anda pada kain. Beri sedikit lebar tambahan (1,3 - 1,6 cm) di seluruh bagian luar garis
pola untuk menyokong jahitan. Buatlah bentuk boneka tersebut sedikit lebih
besar dari yang anda inginkan. Saat anda memasukkan dakron ke dalamnya, boneka
akan menggembung dan sisi-sisinya akan menjadi sedikit lebih kecil. Untuk
kepala boneka, buat ukurannya cukup besar dan bulat atau oval.
3.
Taruh satu lagi lapisan kain di
bawahnya dengan sisi luar kedua kain tersebut saling berhadapan. Potong kedua
kain itu menurut garis polanya.
4.
Tahan kain agar tidak bergeser
dengan menyematkan jarum pentul dan jahit seluruh garis pola, tetapi sisakan
sedikit celah untuk memasukkan dakron.
5.
Longgarkan jahitan di sekitar
lekukan dan sudut dengan menggunting lekukan segitiga di bagian penyokong
jahitan.
6.
Balikkan bagian dalam boneka
keluar, balikkan melalui celah yang tidak dijahit tadi.
7.
Isi boneka
dengan bahan serat sesuai pilihan anda.
8.
Lipat tepi celah tadi ke bagian
dalam boneka, dan tutup celah tersebut dengan menjahitnya menggunakan tangan
atau mesin.
9.
Jika anda mau,
jahit di seluruh perbatasan kaki dan tangan untuk membentuk sendi-sendi.
10.
Hiasi boneka. Sulam wajahnya atau
jahitkan kancing-kancing untuk mata dan hidungnya. Rambut dapat dibuat dari
benang; jika rambutnya panjang, kepanglah untuk memberikan efek yang istimewa.
11.
Jahitlah pakaian untuk boneka
tersebut (menggunakan kain yang tidak dipakai, sisa, atau bahan daur ulang),
atau buatlah baju boneka yang tidak perlu dijahit.
12.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Demikianlah
makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para
pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas,
dimengerti, dan lugas. Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima
di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Dalam membuat produk kerajinan dari limbah utamakan prinsip kebersihan dan
kerapihan begitupun terapkan keselamatan kerja
3.2 Saran
1)
Gunakanlah limbah padat untuk membuat kerajinan dan bersihkan dari segala
kotoran
2)
Terapkanlah keselamatan kerja dalam membuat kerajinan..
3)
Selain memiliki nilai esestis nilai ekonomis juga dapat didapat dari
kerajinan tersebut maka gunakan prinsip SWOT
Daftar Pustaka
1.
Buku Kemendikbud Prakarya dan
Kewirausahaan kelas XII kurikulum 2013
2.
http://gunadynyontek.blogspot.co.id/2015/04/kerajinan-limbah-tekstil.html
diakses pada hari sabtu tanggal 3 Oktober 2015 pukul
12:49
Langganan:
Postingan (Atom)